Selasa, 06 Desember 2016

ALAM PEMIKIRAN SEKOLAHKU

Hei. Sekarang aku sapa dirimu lagi. Aku lama tak berkunjung ke sini. Lama aku meninggalkan semua ingatan. Tidak lama juga seh! Hanya berapa bulan dan minggu, hanya berapa puluh hari. Tapi, sekarang aku datang ingin menuliskan sesuatu. Aku mendapatkan berapa hal yang pantas aku bagi denganmu meski dalam bentuk tulisan ini yakin juga tak kan kau pahami.

Ini sudah Desember, tadi aku dimarahi seseorang karena aku mengira ini Kamis. Ih, lalu aku bertanya ini bulan ke berapa? Halah dalah ternyata pertanyaan yang kupikir mudah dijawab menuai cibiran. Apa saja yang kamu pikirkan seh, Fen?

Aku tak terlalu sibuk memikirkan hari dan bulan. Aku juga tak berpikir menghitung kesalahan-kesalahan. Lumrah bukan? Aku bisa melupakan kesalahan, bisa memaafkan meski kebanyakan orang kalau kepadaku tak menganggap punya kesalahan dan tak penting ada perkataan maaf atau minta maaf.

Aku tertawa, lalu aku merenung sebentar di antara penjualan minuman yang masuk ke dalam kerumunan laki-laki. "Mas, mau minum?" Tidak. Kataku. " BUMI INI BUNDAR KATANYA, JADI KALAU KAU BERANGKAT DARI SELATAN KAU AKAN MUNCUL JUGA DARI SELATAN"

Dari apa yang aku renungkan itu, aku jadi berpikir begini, seseorang pernah sangat ingin tidak mau bertemu seseorang. Tapi akhirnya juga bertemu. Di titik itulah, benar kataku. Bumi bundar, hanya ruang dan waktu yang berputar dan kita akan kembali pada yang menggerakkan semesta. Terlepas diterjangkau nalar, atau tidak nalariah. Sejatinya, pengetahuan kita yang selalu kita anggap sebagai kesadaran hanya tetes embun di samudera lepas.