Sabtu, 05 November 2016

MUSIM SUNYI

Berulang kali aku menuliskan puisi, sunyi!
seperti nyala lilin yang sungguh amat kecil
tak ada yang mampu memberi hangat, di sini
ingatanku seperti beranjak makin tua, renta
di balik semua keinginan akan perjumpaan

Ini semi telah dilalui kemarau, dan ini sepi!
aku menulis lagi namamu, di secarik kertas
yang rindu pijar mentari di pelupuk matamu
tapi, aku tak paham, kau enggan jadi angsa
yang selalu ingin berjalan memecah sungai

Sementara teratai menjulurkan akar-akar
ke dalam jantungku ada sebuah risalahmu
terdengar begitu dekat, begitu menyayat
memanggil namamu, mengetuk pintumu
sungguh aku tak mau, aku tak jadi malu

Sepi, musim semi seperti rindu yang gugur
di ladang puisi itu aku terus memanggilmu
meski aku tahu, malam hening, ini sunyi
menjadi puisi yang sungguh memilukan

: kini


Moncek, 2016

Tidak ada komentar: